KOMITMEN

Mulai sekarang, mengapa tidak membuat komitmen yang teguh untuk menjalani hidup yang indah. Hidup yang dipenuhi kemenangan-kemenangan yang selama ini Anda impikan. Namun bukan kemenangan mengalahkan orang lain, tetapi kemenangan untuk mengalahkan sisi buruk pada diri sendiri.

Berjanjilah kepada diri sendiri, untuk membuat kehidupan Anda lebih indah di semua bidang, semua bidang dimana Anda ada di dalamnya. Jadikan kehidupan bisnis Anda indah, jadikan kehidupan keluarga Anda indah, jadikan kehidupam masyarakat Anda indah, dan jadikan kehidupan-kehidupan lainnya menjadi indah semua. Anda perlu komitmen untuk mencapai semuanya.

Hidup indah bukan hanya menekankan kemenangan-kemenangan fisik belaka, namun kemenangan batin dan spiritual Anda, menjadi lebih tentram dan damai, sambil berharap kehidupan indah di akhirat sana. Oleh karena itu, kehidupan indah sangat layak untuk diperjuangkan, untuk Anda kejar dengan keterlibatan yang sepenuhnya. Inilah yang dinamakan komitmen.

Selengkapnya......

LAWAN NEO LIBERALISME !!!

Neo-Liberalisme sengaja di munculkan oleh negeri-negeri sentral kapitalisme dalam upaya menumpulkan titik kontradiksi di negara-negara dunia, terutama di negara dunia ketiga seperti Indonesia, dimana kita dapat menyaksikan ternyata betapa rakyat tertipu dengan isyu-isyu demokratisasi secara politik yang digulirkan oleh para penguasa, dan parahnya di tingkat gerakan mahasiswa, gerakan buruh ataupun gerakan rakyat banyak yang terbawa arus oleh fenomena neo liberalisme ini, dimana gerakan-gerakan ini dipaksa untuk muncul ke permukaan dan setelah itu mereka di belokkan secara ideologi menjadi ideologi yang sangat kompromistis terhadap kapitalisme, yaitu ideologi Reformisme.

Kalau dilihat dari gerak negara kapitalis, tampaknya ada sebuah persengkokolan yang dilakukan dengan negara-negara yang tengah berkembang. Persengkokolan ini memang tidak terlihat. Yang nampak adalah justru penindasan oleh negara-negara imperialis. Ialah dengan melebarnya kepak sayap imperialisme. Demokrasi pasca Suharto di Indonesia menjadi liberal, karena belum tumbuhnya sebuah organisasi/gerakan progresif kuat yang mampu melawan arus "demokrasi" (hegemoni) yang dihembuskan dari atas (pemerintah). Sosok Gus Dur & Mega dipandang oleh beberapa organisasi pro-demokrasi dan rakyat umumnya sebagai tokoh demokrat (reformis). Fokus gerakan progresif harus keluar dari frame "demokrasi" ini..

Kini setelah ruang demokrasi terbuka, kita harus terus melawan para sisa-sisa orde baru dan militerisme yang selama ini membeking kekuasaan. Reformasi yang hanya melahirkan reformis gadungan tentunya adalah bertentangan dengan cita-cita rakyat indonesia yaitu bagaimana hak-hak ekonomi dan politik rakyat tiak dibatasi. Sebagai buktinya, masih banyak tindakan represif yang dilakukan aparat terhadap rakyat yang menuntut hak-haknya. Para reformis gadungan hanya sibuk dengan kepentingan politiknya masing-masing bukan kepentingan rakyat yang selama ini terampas oleh penindas.

Lemahnya gerakan progresif di Indonesia bisa dilihat. Ialah, mahasiswa (yang sebagian diantaranya sektarian) memimpin gerakan itu, bukan buruh dan rakyat biasa. Lebih parah lagi orang-orang opertunisme terlibat. Akibat dari teori "persengkokolan" ini akan menimbulkan kesan nasionalis, ialah adanya kesan penindasan negara kapitalis maju pada negara berkembang - dengan melupakan bahwa dalam negara berkembang juga ada penindasan.

Nah dalam melihat fenomena seperti ini kelompok pergerakan di manapun juga harus mempersiapkan infrastrukturnya dalam artian ia harus mempunyai basis massa yang terdidik,terpimpin dan terorganisir dalam menghadapi demokratisasi politik ini jangan malah ikut terbawa oleh fenomena ini dan dibelokkan secara ideologi karena ini sangat berbahaya. Saat ini yang perlu dilakukan adalah membangun gerakan progresif kerakyatan yang sejati .

Selengkapnya......

SAATNYA KEKUATAN MAHASISWA BERSATU

Perjuangan Gerakan mahasiswa Mei 98’ dan gerakan rakyat untuk membangun Demokratisasi di Indonesia kembali dikhianati oleh penguasa. Perjuangan tersebut mengalami kegagalan karena dalam realitasnya, demokatisasi sekarang ini di bungkam sendiri oleh penguasa. Selama 32 tahun bangsa kita dikuasai oleh Rezim Diktator Soeharto yang korup dan Anti Kritik menjadi alasan berjuangnnya mahasiswa dan rakyat untuk menghancurkan Rezim Orde Baru. Benarkah turunnya Soeharto berarti Tumbangnnya Orde Baru ?

Ternyata tidak! Sebab di era reformasi ini cara-cara lama seperti teror,represif dan tuduhan melanggar hukum/ketertiban setiap perjuangan demokrasi masih di praktekkan oleh pemerintahan baru. Bahkan Perguruan Tinggi (kampus), yang kita percayai sebagai tempat paling aman mendiskusikan Nasib Rakyat Kecil yang di tindas justru menjadi tempat bersarangnya penguasa (birokrasi) yang diktator. Ini membuktikan bahwa kekutan lama tetap berkuasa dan menindas.

Mahasiswa yang sadar pentingnnya demokratisasi pendidikan mulai melakukan perjuangan di kampus-kampus. Beberapa tahun lalu, Kita tentu masih ingat dengan Aksi Mogok Makan Revolusi Kampus di Pintu Satu UNHAS yang mendapat teror dari Birokrasi dan aparat, juga Aksi Mahasiswa UI, dan UBK yang menuntut SPP murah, dihadapi dengan skorsing dan pemecatan mahasiswa,aksi kawan-kawan ITB yang menolak Swastanisasi kampus dan intervensi birokrat terhadap kegiatan kemahasiswaan, serta yang teranyar adalah tewasnya mahasiswa Unas saat unjuk rasa di depan gedung DPR RI. Semua itu adalah usaha yang dilakukan oleh mahasiswa untuk memperjuangkan demokratisasi dan ketertindasan yang dialami di kampus.

Represif dan tindakan-tindakan seperti ini makin membuktikan bahwa perjuangan dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia memang selalu di hambat dan memperoleh tantangan dari kelompok-kelompok pro status quo yang dengan berbagai cara berusaha untuk membungkam suara-suara kritis yang memperjuangkan demokrasi. Peristiwa ini menjadi pelajaran dan semakin mengingatkan kita perlunya membangun kekuatan mahasiswa yang bersatu melawan tirani di kampus-kampus. Sebab pemecatan terhadap mahasiswa yang kritis akan kembali mereka praktekkan jika kita mahasiswa tidak melawannya secara bersama.

Mari bersatu bangun solidaritas untuk mendukung perjuangan kawan-kawan Mahasiswa. Mari bangun solidaritas, sebab apa yang di alami kawan-kawan kita saat ini merupakan persoalan kita semua di kampus kita masing-masing. Pejuangan yang kita lakukan tanpa melihat nama kampus, warna jas almamater sebab tujuan perjuangan kita sama, yaitu membangun demokratisasi di Indonesia. Mari menuju Satu kampus Milik Bersama..Tanpa Batas-Tanpa Penindasan.

Selengkapnya......

Awas Deislamisasi Politik !!!

Sebagai seorang mu’min tentu meyakini bahwa Islam bukan hanya mengatur masalah aspek ubudiyah (atau habluminnallah) saja melainkan mengatur berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu semua aspek kehidupan harus berlandaskan Islam bagi seorang Muslim dan masyarakat Islam. Allah berfirman dalam al-Qur’an:
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan."
Qs. al-Baqarah : 208

Politik adalah salah satu aspek dalam kehidupan manusia. Bagi kaum Muslimin tiada landasan yang baik dan utama dalam menjalankan kegiatan politiknya kecuali Islam. Islam harus dijadikan ideologi dalam politiknya.

Musuh-musuh Islam tentu tidak akan senang melihat ummat Islam maju dan berkuasa di dunia ini, termasuk di negara Indonesia. Mari kita renungkan peringatan Allah swt dalam surat al-Baqarah ayat 120: "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepadamu hingga kamu ikuti agama mereka…"

Agar ummat Islam tidak berkuasa di negara ini (Indonesia) maka mereka (orang sekuler, zionis dan sebangsanya) berusaha keras untuk memarginalkan ummat Islam dalam kehidupan politik. Hal ini terbukti sejak zaman Demokrasi Terpimpin (1959) sampai akhir Orde Baru (1998).

Selain berusaha menyingkirkan politik Islam melalui trik-trik politik praktis, kaum sekuler juga senantiasa melontarkan pemikiran-pemikiran yang dapat mengaburkan pandangan dan pemikiran ummat Islam. Dan lebih aneh dan tentunya lebih berbahaya lagi jika yang melontarkan pemikiran sekulerisme adalah tokoh-tokoh (beridentitas) Islam atau tokoh-tokoh ormas Islam.

Kita sering mendengar bagaimana ucapan dari salah seorang tokoh agama Islam terkemuka Indonesia dan kawan-kawan yang selalu menyudutkan Islam dan berusaha membuat opini dan menyampaikan pemahaman kepada masyarakat bahwa masalah politik tidak ada kaitannya dengan masalah agama (Islam). Mereka bahkan pernah mengatakan bahwa partai agama (Islam) sudah ketinggalan zaman. Hal itu tentu sangat menyakitkan perasaan ummat Islam. Dan masi banyak lagi ide-ide sekulerismenya yang mereka lontarkan yang dalam tulisan ini tidak perlu diuraikan lagi, karena terlalu panjang untuk diuraikan satu per-satu.

Pernyataan-pernyataan mereka yang nyeleneh dan membawa misi sekulerisme tentu sangat berbahaya, karena mereka adalah pimpinan kelompok yang berlabel Islam yang tentunya akan banyak diikuti oleh pengikutnya.

Untuk meng-counter pemikiran-pemikiran sekulerisme yang berusaha memisahkan kehidupan negara dari agama diperlukan peranan yang lebih besar lagi dari seluruh aktivitas Islam untuk berkiprah dalam da’wah dan perjuangan. Pemahaman Islam kaffah harus lebih gencar lagi disyiarkan dan ditanamkan pada ummat, karena masih banyak diantara ummat Islam sendiri yang belum memahami Islam secara utuh. Wallahu’alam.

"Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu."
Qs. al-Baqarah : 147

Selengkapnya......