Dunia baru saja dipertontonkan sebuah pesta demokrasi terbesar di AS. Ya, sebuah pagelaran yang paling banyak menyita perhatian publik dunia, Pemilihan Presiden Amerika Serikat. Dan dengan melalui sebuah perjalanan yang panjang, Barrack Hussein Obama akhirnya berhasil terpilih sebagai presiden ke-44 AS.
Gegap gempitapun hampir menyelimuti seluruh dunia. Banyak kalangan bahkan Negara-negara termasuk Indonesia menyambut positif hasil pemilihan tersebut. Mereka menilai bahwa terpilihnya Obama dapat memberikan dampak positif di segala dimensi kehidupan secara global. Sebagian rakyat Indonesia menganggap terpilihnya Obama sebagai presiden baru AS akan mampu mengatasi krisis ekonomi global dan Indonesia akan mendapat perhatian yang cukup besar dari Sang Presiden. Benarkah demikian ?
Secara historis, Obama memang pernah tinggal di Indonesia selama 10 tahun dan sempat mengenyam pendidikan di SDN 2 Menteng Jakarta. Obama memiliki Ibu seorang Amerika dan Ayah seorang Kenya. Karena perceraian, Orangtua Obama pun pisah. Pasca perceraian, Sang Bunda kemudian bersuamikan orang Indonesia. Jadilah, Obama Kecil menghabiskan masa kanak-kanaknya di Indonesia. Tetapi apakah hanya karena romantisme temporer tersebut Obama akan memberikan perhatian lebih terhadap Negara ini ?
Tidak ada yang salah dengan harapan tersebut. Yang harus diingat, setiap kebijakan yang dibuat, khususnya yang berhubungan dengan kebijakan luar negeri tidak akan serta merta ditentukan sendiri oleh Obama. Ia harus mendapat persetujuan dari penasehat politik, pentagon, media massa dan berbagai elemen penyokong pemerintahan lainnya sebelum memutuskan suatu kebijakan. Apalagi Obama tetap mengusung isu perang di Afganistan. Karena bagaimana pun, Amerika adalah Amerika, Negara yang dibangun dengan pondasi kapitalisme.
Bagaimana dengan pemerintah Indonesia? Sebenarnya, pemerintah Indonesia memiliki kesempatan yang cukup besar dalam membangun hubungan diplomasi yang lebih baik dengan AS. Indonesia dapat melakukan lobi-lobi dengan beberapa keluarga Obama yang berasal dari Indonesia. Karena jika berharap dari segi kebijakan, tidak ada artinya.
Terlepas dari itu semua, Obama adalah sosok yang paling diimpikan oleh seluruh warga AS bahkan Dunia. Ia sudah menjadi seorang The American dream. Tentu saja, keberhasilan ini tidak terlepas dari tim kampanye yang dimilikinya yang berhasil mengkarakterkan sosok Obama yang penuh Obsesi, muda, intelektual dan siap mengubah dunia. Bahkan tim kampanye Obama merupakan yang terbaik sepanjang pemilihan Presiden AS. Tema-tema yang diusung pun seperti “change” dan “Bush adalah biang keladi keterpurukan AS” telah berhasil membius dan mengubah paradigma warga AS.
Di sisi lain, terpilihnya Obama telah menghapus rasisme yang cukup kuat di AS hingga saat ini, ia menjadi presiden kulit hitam pertama di AS. Ia telah berhasil menghapus mainstream perpolitikan AS saat ini dan keluar dari koridor WASP yang selama ini terus membayangi pemilihan Presiden AS. WASP : White (kulit putih), Anglo-Saxon (nenek moyang berasal dari Eropa, khususnya Inggris) dan Protestan. Dari background pendidikan, Obama bukan mahasiswa biasa. Ia adalah mahasiswa Jebolan Law Harvard University. Istrinya, Michelle Obama pun memilki latar belakang pendidikan yang sama dengannya. Keluarga Obama memiliki rumah mewah seharga U$D 1,65 juta yang berdiri megah.
Akhirnya, Obama menciptakan sebuah fenomena di dunia. Sebuah fenomena yang menyimpan sejuta harapan dan kenyataan. Obamamenal..
Obamamenal..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar